Rabu, 16 September 2015

Masyarakat Adat Sesait Gelar Ritual Adat Pola Tanam

Tanjung,-- Ritual adat yang pernah dilakukan oleh masyarakat adat wet Sesait-Kayangan pada jaman dulu, ada yang dikenal dengan taik daya dan taik lauq. Taik Daya, ini dilakukan oleh masyarakat komunitas adat Santong Asli, dimana ritualnya dilakukan naik ke Bale Penginjakan yang ada di Pawang Semboya. Sedangkan Taik Lauq, disebut demikian, karena memang masyarakat Adat Sesait Lama kala itu, ketika melaksanakan ritualnya, mereka naik ke Montong Gedeng (Gunung Kayangan ini).

Sudah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat wet adat Sesait-Kayangan sebelum memulai pola tanam, terlebih dahulu menggelar perayaan adat. Perayaan adat itu pun hingga saat ini masih dilakukannya, walau tidak semeriah pada jamannya dulu. Oleh para sesepuh dan generasi muda Sesait-Kayangan yang masih kuat memegang tradisi ini, lalu sepakat untuk menggelar kembali ritual adat yang sudah puluhan tahun tidak terdengar itu,  Kamis, (03/09).

Menurut tokoh adat Sesait, Djekat mengatakan, ritual adat yang dilakukan ini dilaksanakan setiap bulan kelima tahun hijriyah menurut perhitungan kalender Jango Bangar. Dilaksanakannya ritual adat ini, kata Djekat, karena memang di tempat inilah masyarakat adat Sesait melaksanakan ritual adatnya secara turun-temurun.

Dijelaskan Djekat, pelaksanaan ritual adat yang di sebut dengan ‘Taik Lauq’ ini, sesungguhnya orang tua Sesait Lama yang dikenal dengan sebutan ‘Tau Lokak Empat’ (Penghulu, Pemusungan, Mangkubumi dan Jintaka) dulu pada bulan lima melakukan sangkep (musyawarah) di lereng sebelah selatan Montong Gedeng ini. Adapun yang dibicarakan pada saat itu adalah kapan akan di mulai membuka tanah dan kapan akan di mulai musim pola tanam.

Itulah sebabnya, kata Djekat, masyarakat Sesait Lama kala itu, sebelum Tau Lokak Empat ini selesai melaksanakan rapat ditempat ini tidak ada yang berani memulai melaksanakan pola tanam. Karena mereka patuh dan taat kepada aturan adat yang telah di tetapkan secara turun-temurun. Dalam mengerjakan ritual adat di situs-situs Jango Bangar yang pernah dilakukan masyarakat adat Sesait Lama, kedepan akan dikembalikan lagi sesuai dengan purusanya, seperti Mangku Laut, Mangku Tanah Abang, Mangku Kremean dan mangku lainnya. Hal ini dimaksudkan agar para mangku ini bisa bekerja sesuai dengan pekerjaannya sebagai Mangku.

“Jika dikaitkan dengan jaman modern, maka orang Sesait Lama dari jaman dahulu sudah menerapkan aturan pola tanam,”imbuhnya.(eko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar