Rabu, 16 September 2015

Panitia HUT RI ke 70 Kecamatan Kayangan Gelar Syukuran

Tanjung,---- Sebagai rasa syukur atas suksesnya pelaksanaan Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70 tingkat Kecamatan, yang dirangkaikan dengan Hari Ulang Tahun Kabupaten Lombok Utara ke 8 dan Hari Ulang Tahun Kecamatan Kayangan ke 15 tahun 2015, Panitia tingkat Kecamatan Kayangan menggelar syukuran, Rabu, (16/09),

Syukuran yang berlangsung di aula Kantor Camat Kayangan tersebut, dihadiri seluruh anggota panitia, SKPD, Kepala Desa dan Dusun, Kepala Sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA se Kecamatan Kayangan, Pengurus dan anggota PPI Kecamatan, para juara berbagai lomba dan undangan lainnya,

Ketua Panitia HUT RI ke 70 tingkat Kecamatan Kayangan, Musanip,S.Sos dalam laporannya mengucapkan terima kasih kepada pengurus dan anggota panitia atas partisipasinya mendukung seluruh kegiatan yang telah di rencanakan, sehingga secara keseluruhan rangkaian kegiatan bisa terlaksana dengan baik. ”Mudah-mudahan di tahun mendatang kegiatan serupa dan lainnya bisa meningkat dan lebih baik dari sekarang, ”katanya.

Camat Kayangan Tresnahadi dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang telah berpartisipasi sebagai sumber bantuan dana dalam rangka pelaksanaan kegiatan HUT RI ke 70 tahun 2015 ini.

Dikatakan, di Kecamatan Kayangan untuk setiap tahun tetap melaksanakan berbagai kegiatan lomba dalam rangka HUT RI maupun HUT Kabupaten dan Kecamatan. ”Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada seluruh elemen masyarakat yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materil, sehingga pelaksanaan keseluruhan kegiatan lomba memperingati HUT RI di Kecamatan ini untuk setiap tahunnya bisa berjalan dengan baik, ”katanya.

Kegiatan untuk memperingati HUT RI ke 70 tahun ini, Kecamatan Kayangan telah melaksanakan 17 macam mata lomba dan semuanya sukses dilaksanakan dan pelaksanaan upacara benderanya juga sukses di gelar.

Dalam acara syukuran ini disamping pembagian hadiah para juara lomba dari berbagai cabang, dan pada akhir acara, Camat Kayangan membubarkan panitia HUT RI ke 70 dengan ucapan terima kasih atas telah selesainya melaksanakan tugas dalam memperingati HUT RI ke 70 yang dirangkaikan dengan HUT KLU ke 8 dan HUT Kecamatan Kayangan ke 15 tahun 2015, semoga seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan akan tercatat sebagai amal ibadah masing-masing.(eko)

Usia Dini, Desa Persiapan Santong Mulia Syarat Prestasi

Tanjung,--- Desa Persiapan Santong Mulia yang berdiri berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Lombok Utara Nomor 15 Tahun 2015 tanggal 11 Mei 2015, dan peresmiannya tanggal 11 Juni 2015 lalu, telah mampu menorehkan beberapa prestasi, baik pada level Kecamatan maupun di level Kabupaten.

Penjabat Kepala Desa Persiapan Santong Mulia melalui Sekretaris Desanya Karyati Al Bayan mengatakan,  walaupun  usia Desa ini masih relatif muda yakni baru memasuki bulan kelima pada bulan ini, tentu telah banyak yang sudah dilakukan pihaknya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Termasuk keterlibatan Desa ini dalam mengikuti berbagai even kegiatan. Seperti kegiatan partisipasi dalam mengikuti berbagai lomba yang di gelar panitia HUT KLU ke 8 dan HUT RI ke 70, baik ditingkat Kecamatan maupun di tingkat Kabupaten Lombok Utara.

Disebutkan, untuk kegiatan lomba ditingkat Kecamatan Kayangan maupun di tingkat Kabupaten Lombok Utara, Desa Persiapan Santong Mulia terus ambil bagian dan berpartisipasi menggali pengalaman. Untuk di tingkat Kecamatan Kayangan semua cabang lomba diikuti. Dari semua cabang lomba yang diikuti, Desa ini telah menorehkan beberapa prestasi, diantaranya juara satu gerak jalan tingkat umum diraih regu Linmas Desa dan juara duanya putra Bajang Patuh Lokok Sutrang. Sedangkan di bagian putrinya ditempati PKK Desa sebagai juara ketiga. Untuk gerak jalan tingkat SMP/MTs diwakili SMPN 2 Kayangan sebagai juara kedua putra, dan karnavalnya sebagai juara ketiga. Sedangkan juara karnaval untuk umum juara satu di raih kontingen Desa Persiapan. Di cabang tennis meja, Desa ini juga ikut ambil bagian dengan menurunkan atlitnya Mahdan Crok, yang meraih juara tiga setelah kalah dari atlit tennis meja dari Santong Burhan M.Nur dan Agus Oga dari Sumur Pande.

Selain prestasi tersebut, Karyati juga menyebutkan dalam lomba lari 10 K, tingkat Kecamatan Kayangan, Desa ini pun mengirim atlitnya. Hasilnya, sungguh luar biasa. Dua orang atlit lari 10 K berhasil masuk 10 besar, yakni Angga (20) keluar sebagai juara kedua dan Mulyadin di posisi kelima. Kemudian ditingkat Kabupaten Lombok Utara dalam even yang sama, Desa ini pun kembali mengirim atlitnya. Namun, dari 10 orang atlit yang dkirim (7 putra dan 3 putri), hanya tiga orang yang berhasil masuk 10 besar, yakni Angga di posisi ketiga, Heri di posisi ke 6 dan Suci di posisi ke 7. “Melihat prestasi yang ditorehkan ini, tentu Desa ini patut diperhitungkan dan disejajarkan dengan Desa yang memang sudah definitif,”tandas Karyati. (eko)

Ponpes NIKA Gelar Sosialisasi Pendewasaan Usia Pernikahan

Tanjung,--- Pondok Pesantren Nurul Islam Kayangan (Ponpes NIKA) menggelar sosialisasi pendewasaan usia pernikahan (PUP), Sabtu (12/09).

Pimpinan Ponpes Nika Muh. Turmuzi, SH,M.Pd mengatakan, kegiatan yang bertajuk sosialisasi pendewasaan usia pernikahan (PUP) yang digelar  pihaknya tersebut bekerjasama dengan jajaran BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai narasumber.

Dikatakan, kegiatan tersebut bertujuan agar kalangan generasi muda  terutama remaja dikalangan para pelajar tidak melakukan pernikahan di usia dini, dengan kata lain Genre adalah demi membangun pengertian masyarakat tentang perlunya usia pada usia matang. Untuk itu, dengan digelarnya kegiatan sosialisasi ini, diharapkan bagi remaja yang sudah mengerti pentingnya usia matang pernikahan dapat menyampaikan kepada teman-temannya dengan caranya sendiri.

Selain itu, Program pendewasaan Usia Perkawinan adalah memberikan suatu pengertian dan kesadaran kepada remaja untuk mempersiapkan diri dalam merencanakan keluarga dan kesiapan mental, fisik, emosional, pendidikan, ekonomi serta merencana jumlah anak yang akan dilahirkan disamping jarak antar kelahirannya.

Sementara itu, Drs Samaan,M.Si salah seorang narasumber dari BKKBN  Provinsi NTB dalam penyampaian materinya menyebutkan, dalam program  Pendewaaan Usia Perkawianan (PUP)  pada dasarnya untuk memperhatikan  agar usia pada kawin pertama  minimal 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria.

Pendewasaan usia perkawinan juga berpenagruh besar terhadap kehamilan pertama terjadi pada usia yang cukup dewasa baik dari aspek kematangan reproduksi maupun aspek sosial spiritualnya. Hal ini karena juga sangat berdampak nyata terhadap penurunan Total Fertily rate (TFR). PUP  erat kaitannya dengan masalah reproduksi, sebab perkawinan awal bagi remaja mengenal secara nyata tentang reproduksi, untuk itu suatu keniscayaan apabila sebelum memasuki massa perkawinan diharapkan mengenal “Perencanaan Keluarga”  atau yang dikenal dengan istilah Generasi Berencana atau lebih dikenal dengan “Genre”.

Berkaitan dengan program tersebut dibutuhkan aksi nyata terhadap  pemberian Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) bagi remaja khususnya  yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Islam Kayangan yang ada di Kabupaten Lombok Utara.(eko)

Atlit Desa Santong Mulia Juara Tiga 10 K Tingkat KLU

Tanjung,--- Sungguh prestasi yang membanggakan bagi Angga (20) Atlit Atletik 10 K asal Dusun Lokok Sutrang Desa Santong Mulia Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Pasalnya, Rabu (09/09) lalu, bersamaan dengan peringatan Hari Olah Raga Nasional (HAORNAS) telah berhasil meraih juara ketiga dalam lomba lari 10 K kategori umum tingkat KLU.

H.Ruba’in, Sekretaris KONI KLU mengatakan, kegiatan lomba lari ini merupakan rangkaian dari peringatan HUT KLU ke 8 dan HUT RI ke 70. Dimana peserta yang ambil bagian dalam lomba lari 10 K ini lebih dari 700 peserta dengan star di mulai dari Bangsal Pemenang dan Finish di Lapangan Umum Supersemar Tanjung. Dikatakan Ruba’in, dari jumlah peserta tersebut terdapat 50 lebih peserta dari luar daerah, yakni dari Kabupaten Bima, Kota Bima, Dompu dan Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Timur,Lombok Tengah dan Kota Mataram.

“Kegiatan ini sengaja di gelar pihak KONI dengan maksud untuk menjadikan Atletik sebagai Olah Raga Unggulan Kabupaten Lombok Utara,”kata H.Ruba’in.

Bagi sprinter Angga yang asal Desa Santong Mulia ini, keikutsertaannya di ajang lomba lari 10 K yang di gelar di KLU tahun ini, baginya adalah pengalaman yang sangat berharga. Dimana, katanya, dalam lomba ini, ia bisa bersaing dengan pelari handal dari daerah lainnya di NTB. Bahkan melalui kesempatan itu, ia juga bisa bertemu dan berkenalan dengan sprinter KLU Sudirman Hadi asal Nipah KLU yang kini berada di Pelatnas.

Disebutkan Angga, dirinya tidak sendiri yang ambil bagian mewakili Desanya Santong Mulia dalam ajang bergengsi ini. Dari 10 orang yang ikut, hanya ia bertiga bersama dua rekannya yakni Heri (posisi 4) dan Suci (di posisi 7) yang bisa lolos mengukir prestasi dan mengharumkan nama daerah asalnya Lokok Sutrang Desa Santong Mulia Kecamatan Kayangan KLU.

Di akui Angga, menghadapi event ini, ia bersama rekannya dari Desa Santong Mulia tidak melakukan persiapan maksimal.Hanya saja, pengalaman lomba dalam ajang yang sama ditingkat Kecamatan beberapa waktu lalu, itulah menjadi persiapan terakhirnya. Kepada pelatih (Akhmadi) dan pemerintah Desa Santong Mulia yang mendukung keikutsertaan dalam lomba lari 10 K ini, Angga juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.

“Mudah-mudahan dimasa mendatang, ada pembinaan secara khusus dari Pemerintah Desa Santong Mulia,terkait dengan olah raga ini (Atletik),”harap Akhmadi.(eko)

Masyarakat Adat Sesait Gelar Ritual Adat Pola Tanam

Tanjung,-- Ritual adat yang pernah dilakukan oleh masyarakat adat wet Sesait-Kayangan pada jaman dulu, ada yang dikenal dengan taik daya dan taik lauq. Taik Daya, ini dilakukan oleh masyarakat komunitas adat Santong Asli, dimana ritualnya dilakukan naik ke Bale Penginjakan yang ada di Pawang Semboya. Sedangkan Taik Lauq, disebut demikian, karena memang masyarakat Adat Sesait Lama kala itu, ketika melaksanakan ritualnya, mereka naik ke Montong Gedeng (Gunung Kayangan ini).

Sudah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat wet adat Sesait-Kayangan sebelum memulai pola tanam, terlebih dahulu menggelar perayaan adat. Perayaan adat itu pun hingga saat ini masih dilakukannya, walau tidak semeriah pada jamannya dulu. Oleh para sesepuh dan generasi muda Sesait-Kayangan yang masih kuat memegang tradisi ini, lalu sepakat untuk menggelar kembali ritual adat yang sudah puluhan tahun tidak terdengar itu,  Kamis, (03/09).

Menurut tokoh adat Sesait, Djekat mengatakan, ritual adat yang dilakukan ini dilaksanakan setiap bulan kelima tahun hijriyah menurut perhitungan kalender Jango Bangar. Dilaksanakannya ritual adat ini, kata Djekat, karena memang di tempat inilah masyarakat adat Sesait melaksanakan ritual adatnya secara turun-temurun.

Dijelaskan Djekat, pelaksanaan ritual adat yang di sebut dengan ‘Taik Lauq’ ini, sesungguhnya orang tua Sesait Lama yang dikenal dengan sebutan ‘Tau Lokak Empat’ (Penghulu, Pemusungan, Mangkubumi dan Jintaka) dulu pada bulan lima melakukan sangkep (musyawarah) di lereng sebelah selatan Montong Gedeng ini. Adapun yang dibicarakan pada saat itu adalah kapan akan di mulai membuka tanah dan kapan akan di mulai musim pola tanam.

Itulah sebabnya, kata Djekat, masyarakat Sesait Lama kala itu, sebelum Tau Lokak Empat ini selesai melaksanakan rapat ditempat ini tidak ada yang berani memulai melaksanakan pola tanam. Karena mereka patuh dan taat kepada aturan adat yang telah di tetapkan secara turun-temurun. Dalam mengerjakan ritual adat di situs-situs Jango Bangar yang pernah dilakukan masyarakat adat Sesait Lama, kedepan akan dikembalikan lagi sesuai dengan purusanya, seperti Mangku Laut, Mangku Tanah Abang, Mangku Kremean dan mangku lainnya. Hal ini dimaksudkan agar para mangku ini bisa bekerja sesuai dengan pekerjaannya sebagai Mangku.

“Jika dikaitkan dengan jaman modern, maka orang Sesait Lama dari jaman dahulu sudah menerapkan aturan pola tanam,”imbuhnya.(eko)

Bercita-Cita Menjadi Atlit Profesional

Tanjung,-- Bagi Herwin Rosadi, sosok atlit pelari profesional adalah menjadi cita-citanya sejak kecil. Untuk itu, mantan siswa MA Nurul Islam Kayangan yang bertempat tinggal di Beraringan Desa Kayangan Kecamatan Kayangan ini mengaku, untuk bisa meraih cita-citanya itu ia sudah memasang strategi jitu sejak dini.


Apa rahasianya? Menurut Herwin Rosadi (17) yang hobi mancing ini mengatakan, jurus yang sudah dipersiapkannya adalah dengan rajin berlatih. Sebab, katanya, dengan rutin berlatih tentu akan memiliki ketahanan tubuh yang tetap sehat. “Jadi prestasi apa saja yang ingin kita raih syaratnya adalah harus memiliki kemampuan dibidangnya,”katanya.

Herwin Rosadi yang bercita-cita menjadi Atlit Profesional ini mengaku, bangga dengan prestasi yang disandangnya sebagai pelari terbaik satu dalam ajang HUT RI ke 70 tingkat Kecamatan Kayangan tahun ini. Dalam mengikuti lomba tersebut, dirinya tidak melakukan persiapan maksimal. Hanya saja, katanya, sebelum berangkat dirinya makan sebutir telur ayam kampung. Walau demikian, ia mampu bersaing ketat dengan rekan seprofesinya Angga dan Mael dari wilayah lain di posisi peringkat pertama.

Sejak dirinya mengikuti kegiatan ini, ia mengaku, untuk setiap event ditingkat Kecamatan, ia selalu langganan juara secara bergantian dengan rekannya Angga asal Lokok Sutrang. Pada tahun 2013, ia berada di posisi kedua dan pada tahun 2014 di posisi ketiga serta pada taun 2015 ini, Herwin Rosadi mampu bertengger di posisi pertama. Sehingga rivalnya Angga yang setiap tahunnya sebagai pemegang juara, pada tahun ini ia hanya mampu di posisi kedua.(eko)