Tanjung,
(SK),---
Bagian Humas Setda Kabupaten Lombok Utara[KLU] bersama Asisten III
dan para wartawan KLU melakukan studi banding ke beberapa kegiatan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah [UMKM] yang ada di Yogyakarta, (09 s/d
11 Oktober 2014 ) lalu. Kegiatan yang dikemas dengan nama Presstour
(study banding) ini antara lain, mengunjungi kegiatan usaha rumah
tangga [home industry] berupa kerajinan batik tulis dan usaha
kerajinan rotan.
Pada
kesempatan yang pertama dikunjungi adalah usaha kerajinan batik tulis
khas Keraton yang ada di Giriloyo, Karang Kulon Wukirsari Imogiri,
Bantul. Ditempat ini, usaha kerajinan batik tulis mayoritas dilakukan
oleh para ibu- ibu rumah tangga yang jumlahnya sekitar 15 kelompok.
Dimana dalam satu kelompok ada 10 0rang yang terlibat di dalamnya.
Kegiatan batik tulis ini dilakukan sejak abad ke 17.
‘’Usaha
kerajinan batik tulis ini mayoritas dikerjakan oleh ibu ibu rumah
tangga. Sedangkan laki-laki di bagian pewarnaan saja,’’kata ketua
kelompok batik tulis,Sri kuncoro Imaroh.
Kegiatan
batik tulis ini dilakukan sejak terjadinya gempa bumi yang dahsyat
pada tahun 2006.dimana banyak masyarakat setempat yang mengalami
kerugian baik tempat tinggal maupun harta benda.ada kegiatan ini
sebagai bentuk membangkitkan semangat hidup warga yang terkena korban
gempah.usaha kerajinan batik tulis ini mampu memberikan harapan hidup
terbukti warganya dapat mendapatkan sumber penghasilan yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Menariknya
dalam kegiatan ini keterlibatan CSR cukup menonjol. Sehingga usaha
dari kerajinan batik tulis ini, salah satu CSR yang terlibat seperti
Bank BCA. Sedangkan peran Pemerintah dalam hal ini Dinas
Perindustrian Perdagangan dan UKM yaitu memberikan pelatihan dan
melakukan kegiatan pameran. Selain itu keterlibatan Lembaga Swadaya
Masyarakat [LSM] ikut memotifasi sehingga usaha kerajinan batik tulis
dapat berkembang dengan baik.
Kerajinan
batik tulis khas Imogiri motifnya natural dan klasik. Semua bahannya
di ambil dari alam seperti dari kulit pohon duku, kulit kayu mahoni,
kapas tawes dan kujur. Sistem pengerjaan yang dilakukan adalah
borongan yang berdasarkan pesanan dari orang-orang yang membeli kain
batik tulis tersebut.
Untuk
satu kain dikerjakan 5 orang dan setiap orang mengerjakan masing
masing dari motif yang ada. Sementara untuk polanya memang sudah ada
sejak nenek moyang dahulu. Harga kain batik tulis khas Imogiri ini
cukup mahal mulai dari harga Rp 600 ribu sampai jutaan rupiah. Hal
ini juga karena bahan kain yang di pakai berasal dari kain katun dan
sutra.
Usaha
ini dapat berkembang karena pemasarannya cukup baik terutama karena
banyaknya pameran yang dilakukan selain itu juga banyak pesanan yang
datang dari luar negeri.
Sementara
itu bagi yang ingin belajar membatik ditempat ini akan dikenakan
biaya. Hitungan perjam saja dikenakan biaya Rp 25 ribu.
Pada
saat dilakukan kunjungan ke usaha batik ini ratusan pelajar SMP yang
berasal dari Jakarta khusus datang belajar ketempat batik tulis ini.
Berikutnya,
kunjungan ke dua di alamatkan ke usaha kerajinan rotan di Anggun
Rotan Manggung Wukirsari, Imogiri Bantul. Di tempat usaha ini banyak
di perkerjakan pekerja yang berasal dari warga sekitar baik laki-laki
maupun perempuan. Jumlahnya 40 orang. Berbagai macam jenis kerajinan
yang dilakukan seperti tas wanita, laundry boks, sandal hotel,
tempat sampah, topi dan berbagai jenis usaha lainnya dengan bahan
baku rotan.
‘’Pangsa
pasar untuk usaha rotan ini adalah 50 persen untuk dalam negeri dan
50 porsen untuk luar negeri, ”kata pemilik kerajian Panut
Mulyawiyata.
Untuk
bahan baku berupa rotan, semuanya didatangkan dari pulau Kalimantan
yang memang terkenal dengan mutu rotannya yang baik.Kegiatan
kerajinan rotan ini merupakan salah satu binaan CSR yaitu Pertamina,
sehingga proses produksinya dapat berjalan dengan baik terutama
dengan banyaknya kegiatan pameran yang dilakukan, baik di dalam
negeri maupun sampai ke ,luar negeri, seperti Jepang dan Belanda.
Adapun
motif dari jenis kerajinan rotan ini 70 persen merupakan desain
sendiri.Sedangkan 30 persennya dari pemesan. Untuk keterlibatan
Pemerintah dalam hal ini lebih banyak memberikan kegiatan dalam
bentuk pelatihan-pelatihan dan bagaimana mengatur usaha. Adanya
perhatian pemerintah ini di fokuskan pada usaha yang dikembangkan
secara kelompok seperti usaha batik tulis khas keraton tersebut.
“Pembinaan
yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) juga terkait dengan peningkatan SDM,
bantuan mesin usaha dan usaha pemasaran yang dilakukan secara
online,”kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah
Istimewa Yogyakarta Drs Lono Widagdo.(ndk/era)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar