Tanjung,(SK),--
Aludi AR,SH, wartawan senior di Kabupaten Lombok Utara (KLU),
meninggal di usia yang ke 56. Sosok yang dikenal humoris dengan
pernyataan kontroversial ini menghembuskan nafas terakhir di RSUP
NTB, Selasa, (11/11/2014) aekitar pukul 19,15 wita.
Aludi
alias Algas yang berkecimpung di berbagai media nasional maupun lokal
NTB meninggal secara mendadak, setelah selama beberapa jam di rujuk
dari RSUD Tanjung. Ia meninggal dunia setelah menyelesaikan tugasnya
yakni membuat film dokumenter tentan profil desa di Kecamatan
Kayangan.
“Selasa
pagi sekitar pukul 10,00 wita, ayah dirujuk dari RSUD Tanjung ke RSUP
NTB, sore menjelang wafat, diperiksa intensif dengan sejumlah alat
medis, termasuk kejut jantung selama satu jam,”kata Deki, putra
ketiga almarhum.
Sebelum
meninggal, Senin sore, sebelum di rujuk ke RSUD Tanjung alamrhum
sempat jalan kaki di gang-gang disekitar kediamanannya di Desa Kapu
Desa Jenggala Kecamatan Tanjung dabn sempat merasa pusing, mual dan
muntah. Hal itu lantaran Algas terlalu sibuk menyelesaikan proyek
film dokumenter 33 buah desa di KLU.
Algas
meninggalkan 6 orang anak dari 3 orang istri. Dari istri pertama Siti
Aisah asal Sumbawa dengan status cerai, Algas meninggalkan 2 orang
anak, dari istri kedua Marni juga berstatus cerai, meninggalkan dua
putra dan istri ketiga Puspita meninggalkan dua anak. Dari 6 orang
anaknya, hanya si bungsu yang berjenis kelamin perempuan. Selain
anak, Algas juga meninggalkan 2 orang cucu dari putra pertama dan
kedua dari istri pertama.
Algas
yang lahir di Pendua tahun 1958, pernah sebagai wartawan Bali Pos
Biro NTB, Pimpinan Bank Danayasa Tanjung, wartawan Suara Nusa
Mataram, Kontributor TPI (sekarang MNCTV), kontributor Latv dan TVRI,
ia juga dipercaya sebagai Kades Pendua, sesaat setelah Pendua baru
mekar dari Desa induk Sesait pada periode 2002/2008. Semasih memangku
sebagai Ketua PWI KLU, ia juga terpilih sebagai Komisioner KPUD
Lombok Utara periode 2008/2013.
Jenazah
Algas AR, dimakamkan di pemakaman dusun Pendua Daya, rabu sore bakda
asyar di hadiri ribuan pelayat.
Deki,
putra ketiga almarhum menerangkan sang ayah wafat ,karena menderita
sesak napas. Tidak ada keganjilan yang di alami maupun terlihat dari
raut muka almarhum sebelum meninggal.senin[10/11]
Sekitar
pukul 8 malam,almarhum di bawa ke rsud tanjung.diagnosa rumah sakit
menunjukan almarhum sesak nafas.senin sore sebelum dirujuk ke rsud
tanjung,informasi menyebutkan almarhum sempat jalan kaki di gang-gang
sekitar kediaman.dusun kapu,desa jenggala,kecamatan tanjung.almarhum
juga sempat merasa pusing,mual dan muntah.hal itu lantaran almarhum
cukup sibuk menyelesaikan proyek dokomenter 33 desa di klu
‘’selasa
pagi sekitar pukul 10,ayah dirujuk dari rsud tanjung ke rsup
ntb.soreh menjelang wafatalmarhum di periksa insentif dengan sejumlah
alat medis,termasuk kejut jantung selama 1 jam,’’kata
deki,menambahkan algas ar menembuskan nafas terakhir sekitar pukul
7,selasa malam.
Selama
menangani shooting dokumenter desa-desa din kluahmad yani,famili
almarhum,menjadi tangan kanan selama dei lapangan.aktivitas sehari
sebelum wafat,bersama almarhum ia mengambuil doku mentasi di lokasi
air terjun tiu teja,desa santong,kecamatan kayangan.medan yang cukup
beratkarenaharus turun naik 450 anak tangga sampai ke lokasi,di duga
membuat sesak nafas almarhum tambah akut.
‘’almarhum
sesekali mengaku hanya kecapean.selama aktifitas, seperti biasa
tidak ada yang janggal pada diri beliauy.bahkan beliau sempat
bercerita seperti apa dan bagaimana pengalaman menjadi
wartawan,’’ucap ahmad
Almarhum
tercatat meninggalkan 6 orang anak dari 3 istri.dari istri pertama,
siti aisyah,asal sumbawa,dengan status cerai,Algas meninggalkan 2
orang anak.dari istri kedua,bernama marni, juga berstatus cerai
meninggalkan dua putra.dan istri ketiga,puspita,meninggalkan 2
anak.dari 6 orang anaknya hanya sibunggsu yang berjenis kelamin
perempuan.selain anak,algas juga meninggalkan 2 orang cucu dari putra
pertama dan kedua dari istri pertama.
Sekilas
biografi almarhum,algas lahir di pendua,desa pendua,kecamatan
kayangan tahun 1958,masa sekolah anak-anak dari sd hingga sma ia
tamatkan di bangku madrasah,masing-masing mi nw gondang,mts nw
haramain narmada,dan man mataram.di perguruan tinggi ia mengambil
jurusan hukum di universitas mahasaraswati mataram tahun 1987.
Karir
profesi almarhum lebih banyak di habiskan di bangku
jurnalistik.antara lain perna menjabat sebagai wartawan bali post
biro ntb mataram,pimpinan bank dana yasa tanjung,wartawan suara nusa
mataram,kontributor tpi [sekarang mnctv] kontributor lativi [tvone]
dan tvri ntb.ia juga di percaya sebagai kepala desa sesaat setelah
pendua baru mekar dari desa induk,sesait pada periode
2002-2008.semasih memangku jabatan sebagai ketua pwi klu,ia juga
terpilih sebagai komisioner kpu lombok utara periode
2008-2013.almarhum dimakam kan di pemakaman dusun pendua,rabu sore
ba’da ashar.ribuan pelayat menghadiri pemakaman almarhum.(Ton)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar