Kamis, 13 November 2014

Peringatan 155 Tahun Baden Powell Tingkat Kecamatan Kayangan, Berlangsung Sederhana

Sauban,(Sesait),-- Gerakan Pramuka Gugus depan (Gudep) 37-38 Kayangan, dalam rangka memperingati hari lahirnya Baden Powell yang ke 155 tahun, gelar perjusami.

Kegiatan Perjusami yang berlangsung mulai tanggal 24 hingga 26 Februari 2012 di halaman Kantor Camat Kayangan tersebut, adalah disamping merupakan salah satu agenda tahunan Kwarran Kayangan, juga merupakan kegiatan yang memang dihajatkan untuk memperingati hari lahirnya Bapak Pandu sedunia Baden Fowell, yang jatuh pada setiap tanggal 22 Februari.

Menurut Ketua Pelaksana Kegiatan Perjusami yang juga Ketua DKR Kayangan Supriadi mengatakan, kegiatan yang rutin dilaksanakan tiap tahun itu, diikuti 647 orang peserta anggota Gerakan Pramuka Penggalang, Penegak/Pandega lingkup Kwarran Kayangan.

Ditunjuknya Gugus Depan (Gudep) 37-38 Kayangan selaku tuan rumah penyelenggaraan Perjusami ini, memang diniatkan agar pelaksanaannya di gilir tiap tahun untuk masing-masing gudep.

“Kita mencoba, gilir masing-masing Gudep ini setiap tahunnya sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan peringatan serupa, agar pihak Gudep bisa merasakan sebagai tuan rumah,” kata Supriadi.

Camat Kayangan Tresnahadi, S.Pt dalam amanatnya ketika tampil sebagai Pembina upacara pada HUT ke-155 tahun lahirnya Baden Powell tersebut mengatakan, Baden Powell (BP) adalah merupakan Bapak Pendiri Kepanduan Dunia, sehingga berkat jasanya inilah, gerakan kepanduan berkembang di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia.

Gerakan Kepanduan yang kalau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Gerakan Pramuka itu, mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1912. Tak disangka, aktivitas Baden Powell yang dimulai dengan mengikut sertakan 20 orang remaja Inggris untuk berkegiatan di alam terbuka, akhirnya tumbuh dan berkembang pula di Indonesia.

“Alhamdulillah, gerakan Pramuka ini terus berkembang dari masa ke masa tidak pernah pudar,” puji Tresnahadi.

“Itulah sebabnya, kita rayakan upacara ini, betapa pentingnya keberadaan kepanduan di Indonesia kala itu, dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” tambahnya.

Berdasarkan catatan sejarah, walaupun tidak secara langsung, cukup banyak orang-orang Indonesia yang ikut memperjuangkan kemerdekaan dan persatuan Republik Indonesia, yang pernah mengenyam pendidikan kepanduan.
Tidak heran, bila dalam Kongres Pemuda yang diadakan tanggal 28 Oktober 1928 dan menghasilkan “Sumpah Pemuda”, gerakan kepanduan juga ikut berperan penting.

Dari catatan sejarah itu pula diketahui bahwa, Jenderal Soedirman juga pernah menjadi seorang pandu. Bersama banyak orang Indonesia yang pernah ikut kepanduan, Jenderal Soedirman ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Latiahan-latihan dalam kepanduan, sedikit banyak membantu para pemuda untuk mempunyai kecakapan dalam kedisiplinan, organisasi, dan sebagainya, yang membantu merdekanya Republik Indonesia.

“Sekarang ini, adik-adik adalah generasi penerus perjuangan bangsa, di pundak adik-adiklah harapan dimasa mendatang sebagai pelaksana pembangunan di KLU ini,” ingat Tresnahadi.

Di hadapan para peserta, Tresnahadi menyinggung juga masalah kemajuan yang telah dilakukan Pemerintah KLU. Hal itu, menurutnya, adalah berkat kerja keras semua pihak, termasuk adik-adik yang tergabung dalam wadah gerakan pramuka ini.

Namun kendala yang sedang di hadapi KLU saat ini adalah tingginya angka kemiskinan 43,14% dari jumlah penduduk 213.000 lebih. Ini artinya, bahwa kita di tuntut untuk bersama-sama berikhtar dan berusaha untuk menekan angka kemiskinan itu, tidak hanya tugas Pemda saja, tapi adik-adik yang tergabung dalam gerakan pramuka ini, juga sangat menentukan.

Mengatasi hal itu semua, Tresnahadi yang putra sulung Siradip Arty, BA (alm) mantan Camat Gangga periode tahun 1980-an silam itu menghimbau kepada seluruh adik-adik Pramuka Kayangan, agar rajin-rajinlah belajar, tuntutlah ilmu setinggi-tingginya, karena menurutnya, bahwa adik-adik yang tergabung dalam wadah gerakan Pramuka terutama di Kayangan ini, mau tidak mau, suka tidak suka, dimasa mendatang akan menjadi pengganti generasi tua sekarang dalaqm mengisi pembangunan di daerah ini.

“Di pundak adik-adiklah masa depan KLU ini akan ditentukan. Untuk itu, mari kita bersama-sama bersatu padu, berkolaborasi, bersinergi dalam rangka membangun KLU ini,” ajak Tresnahadi.(eko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar